Rabu, 13 Januari 2010

Di Jalan Da’wah Aku Melangkah……

Memang berat rintangan yang terasa dikala kita berazzam untuk istiqomah di jalan ini. Bertekad agar tak sedikitpun kaki ini bergeser menjauh dari koridor keimanan hanya padaNya. Banyak hal yang dijumpai sebagai ujian kesabaran yang khusus dihadiahkan olehNya kepada hamba-hambaNya yang meng-azzam serta bertekad untuk menegakkan panji-panji Ilahi di wajah bumi yang kian renta ini. ”Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan : ’Kami telah beriman’, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.” (QS. Al-Ankabuut : 2-3)

Na’udzubillah. Betapa kita menjadi apa yang disebut oleh Allah sebagai orang-orang yang dusta ketika saat ujian mendera lantas kita mundur dari jalan ini. Enggan untuk kemudian kembali berjuang bersama-sama dengan para jundi-jundi Allah yang lainnya bak umat Nabi Musa ’Alaihis Salam yang berkata ”Wahai Musa, sampai kapanpun kami tidak akan memasukinya selama mereka masih ada di dalamnya. Karena itu pergilah engkau bersama Tuhanmu, dan berperanglah kamu berdua. Biarlah kami tetap (menanti) di sini saja.” (QS. Al-Ma’idah : 24)
Astaghfirullah hal adzim

Beberapa ujian atau bolehlah dibilang problematika yang mungkin pernah ikhwah fillah alami di jalan da’wah ini akan coba ana ketengahkan disini sebagai bahan muhassabah kita bersama agar senantiasa mawas diri tehadap ujian-ujian tersebut yang seringkali tidak hanya berupa kesusahan-kesusahan namun juga berupa kegembiraan sesaat yang melenakan.

Juga sekelumit prasangka buruk yang justru datang dari kalangan ikhwa sendiri. Tak baik berburuk sangka kepada orang lain ! Contohnya dikatakan tidak lagi berada dalam lingkaran da’wah ini dan lebih parahnya ada yang mengatakan futur. Miris sekali terasa jika lontaran-lontaran kalimat tersebut dikeluarkan oleh saudara dan saudari kita sendiri..

saudaraku tidak sadarkah engkau telah menyakiti saudaramu??? Kalian adalah seorang penuntut ilmu, yang tahu ilmu tentang tabayyun..
Dirimu telah menuntut ilmu sejak lama..
Dirimu pun selalu menasehati orang-rang awam yang berada di sekitarmu tentang pentingnya tabayyun itu..
Lantas, mengapa sikap tabayyun itu tidak kau aplikasikan ketika mendengar berita yang simpang siur tentang saudaramu??

Apakah susah bertabayyun??
Orang yang suka berburuk sangka adalah orang-orang yang lebih banyak menggunakan perasaan daripada pikirnya. Orang-orang yang gemar berburuk sangka adalah orang-orang yang masih harus latihan kesabaran. Dia juga masih harus memperbanyak dzikir, agar pikiran dan hatinya tak dipenuhi hawa jahat dan jelek.
Orang-orang yang gemar berprasangka adalah orang-orang yang malas mencari pencerahan. Di dalam Islam kita kenal istilah tabayyun (pencerahan). Segala berita hendaknya diperiksa kebenarannya agar tak menimbulkan prasangka buruk.
Cobalah lihat Ayat alloh dalam alqur'an tentang tabayyun
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِن جَاءكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَأٍ فَتَبَيَّنُوا أَن تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَى مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ
Yaa ayyuha lladziina aamaanuu (Hai orang-orang yang beriman) in ja akaum (jika datang kepadamu) faasiqun (orang fasik) binaba in (membawa suatu berita), fatabayyanuu (maka periksalah dengan teliti),an tushiibu (agar kamu tidak menimpakan suatu musibah) qauman (kepada suatu kaum) bijahaalatin (tanpa mengetahui keadaannya) fatushbihuu (yang menyebabkan kamu) alaa maa fa’altum naadimiin (menyesal atas perbuatanmu itu)

Memang agak berabe mencari dan menyelidiki duduk perkara secara lebih jelas, dan kadang-kadang kita lebih suka memilih jalan pintas. Tetapi karena susahnya proses yang harus ditempuh maka pantaslah kalau kita diganjar dengan pahala yang besar atas upaya bertabayyun.

akhi..taukah dirimu?? Hanya 2 hal yang kau akan terjatuh dalam perkara ini…
Jika bukan fitnah…maka engkau telah menggibahi saudaramu…
Belumkah cukup ayat-ayat Allah dalam alqur'an dan hadits-hadits rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tentang ghibah??? Tentang fitnah?? Apakah itu belum cukup wahai saudariku..??

“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” (Qs. al-Hujurat : 12).

“Ya Rasulullah, apa yang dimaksud dengan ghibah?” Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab, “Kamu menyebut sesuatu dari kawanmu yang ia sangat benci jika dikatakan.” “Bagaimana seandainya saya menceritakan apa yang memang terjadi pada saudaraku.” Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab, “Jika engkau menceritakan apa yang terjadi pada saudaramu, berarti kamu telah menggunjingnya; dan apabila engkau menceritakan apa yang sebenarnya tidak terjadi pada saudaramu, maka engkau telah membohongkannya.” [HR. Abu Dawud].

Saudaraku..cukuplah hadits-hadits Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam kepada kita untuk senantiasa menjaga lisan-lisan kita,
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam berkata: “Janganlah kamu sekalian banyak bicara, kecuali untuk dzikir kepada Allah. Sebab, banyak bicara pada selain dzikir kepada Allah akan menyebabkan kerasnya hati, dan orang yangpaling jauh dari sisi Allah Subhanahu wa ta'ala adalah orang yang keras hatinya.” [HR. at-Tirmidzi].

Dalam sebuah riwayat yangdiketengahkan oleh Imam at-Tirmidzi dijelaskan bahwa kunci untuk meraih keluhuran jiwa adalah menjaga lisan. Mu’adz ra berkata, Saya bertanya kepada Rasulullah, “Wahai Rasulullah beritahukan kepada saya amal perbuatan yang dapatmemasukkan saya ke dalam sorga dan menjauhkan dari neraka?” Beliau bersabda: “Kamu benar-benar menanyakansesuatu yang sangat besar. Sesungguhnya hal itu sangat mudah bagi orang yang dimudahkan oleh Allah Subhanahu wa ta'ala, yaitu:
Hendaklah kamu menyembah kepada Allah dengan tidak menyekutukanNya dengan sesuatuapapun, mendirikansholat, membayar zakat, puasa di bulan Ramadlan, dan berhaji ke Baitullah bila kamu mampu menempuh perjalanannya.” Selanjutnya, beliau bersabda, “Maukah engkau aku tunjukkan pintu-pintu kebaikan? Puasa itu adalahperisai, shadaqah dapat menghilangkan dosa seperti halnya air memadamkan api, dan sholat seseorang pada tengahmalam.” Beliau lantas membaca ayat yang artinya, “Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, sedang mereka berdoa kepada Tuhannya dengan rasa takut dan penuh harap, serta mereka menafkahkan sebagian rizki yang telah Kamiberikan kepada mereka. Seorang pun tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka, yaitu bermacam-macam
nikmat yang menyenangkan pandangan mata sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.” Lalu, beliau bertanya kembali, “Maukah engkau aku tunjukkan pokok dan tiang dari segala sesuatu dan puncak keluhuran?” Sayaberkata, “Baiklah ya Rasulullah.” Rasulullah berkata, “Pokok segala sesuatu adalah Islam, tiangnya adalah sholat, dan puncak keluhurannya adalah berjuang di jalan Allah.” Kemudian beliau bersabda, “Maukah kamu aku tunjukkantentang kunci dari kesemuanya itu?” Saya menjawab, “Tentu ya Rasulullah.” Beliau lantas memegang lidahnya seraya berkata, “Peliharalah ini.” Saya berkata, “Ya Rasulullah, apakah kami akan dituntut atas apa yang kami katakan?” Beliaubersabda “Celaka kamu, bukankah wajah manusia tersungkur ke dalam neraka, tidak lain karena akibat lidah mereka?” [HR. at-Tirmidzi].

Ikhwatifillah..ini hanyalah sebuah nasehat buatmu, juga buatku… semoga kita senantiasa menjaga lisan-lisan kita, marilah menumbuhkan sikap tabayyun dalam diri kita, karena boleh jadi orang yang kita ghibahi ataupun kita fitnah, tidak ridho akan kelakuan kita dan akan menuntut perbuatan kita di hari Pembalasan Kelak… wal iya'udzubillah…
Dengan segenap rasa cintaku kepada kalian, aku minta maaf jika telah berbuat salah kepada kalian… sesungguhnya aku mencintai kalian karena alloh… semoga ukhuwah ini tidak akan pernah retak hanya karena sebuah lidah yang tak bertulang…Wallahu a'lam

Bagaimana blog ini dapat bertahan ya..?

Bagaimana blog ini dapat bertahan ya..?
Seberapa banyak orang yang telah melihatnya.
Apakahh dia cukup terkenal.. ??
Sayang akhir-akhir ini tak ada muncul ide-ide untuk nulis...
Apa gerangan kah...?? hehee...

Selasa, 12 Januari 2010

As-Syahid Nabil
QOLBU RE-ENGINEERING FOUNDATION - Tuesday, 12 January 2010

Rabu, 09 September 2009

a letter for my son

Son, became a father it was a beautiful and noble, therefore proud father. Really great anxiety when waiting for your birth had not gone so far. Great anxiety and beautiful because it is based on a love. Even so, you know, being a father was heavy and difficult. But the father to admit, along your presence in my life, fathers like find the meaning of my existence and duties me as a fathers against you.

Allah knows what is in your heart, and He knows what you say with your tongue, and He saw to all you deeds, then fear Allah, O my son, and be careful, you are in supervision of Him, when you are in a area that is not blessed by Him. As long as you keep your faith, wherever you go God always keep and protect from all things that deceive you. God will maintain your right as long as you also keep his rights to not make an ally for him.

Behold, you will find a sense of heavy hearts in obedience to God at the first time, take burden it and be patient to him, until compliance it you feel as a routine that can be tamed. In obedience to God there are delights and happiness that will not be felt except by a try.

Son ... when you ask about your name, why the father gave the name Muhammad Jundillah? because I want your moral noble like the Prophet Muhammad SAW, and the father believed in future proselytizing need you, son… proselytizing need of people like Zubeir bin Awwam which could duel with the enemies of God be a helper Prophet Muhammad SAW, like Khalid bin Walid who always expect shahid in the way of Allah. father also want you like a bird Ababil keep God's house from enemy attack, such as Palestine fighters that always protect Al-Aqsa, dad wants you keep this religion of Allah, be Islamic fighters my son… Later the father and mother would be proud of you

In order to achieve all that, Flush your heart with remembrance, clean your soul with chanting holy verses of the Qur'an, warm your body with a determination to run your religion, make your good heart by loving God and His Messenger, Make honest as fragrances mouth and the words right, good, gentle and noble to decorate your lips. make patience in every step, also sprinkle the seeds of love in your chest so that you can carve out of love and affection in every your behavior, and lastly, use piety as the clothes every day.

Senin, 31 Agustus 2009

I'm more handsome today!

Do you know, I'm more handsome today!
More handsome than yesterday, from yesterday's more,
Let's see, my forehead was not ruffled by the thought and the pain
like a few days ago.
My lips are not pursed by the irritation and anger as yesterday.
No longer bent my face full load
My body was no longer depressed because decisions Depression and loss of hope.

Really, I'm more handsome today!
Take a good look, my eyes were shining with excitement.
My lips split wide by a sincere smile.
My cheeks flushed by the spirit of hope.
My veins radiate an aura of relaxed serenity.
And it makes my face glow.

I had a week of laughter,
and do not let problems affect mood.
Oh, good-looking myself for it.
It was a week I tried a lot of greeting
and forgive all the brothers.
And that has made me more handsome today.
I am so happy!

There are times when we hate ourselves.
There are times when we do not like what we do.
There are times when we make mistakes.
There are times when we fall into misery.
There are times when we are drowning in grief.
There are times when we do not understand why life goes
not as we imagine.
There are times when travel was so heavy we feel.
Until the attitude we are carried away by emotions.
Until we take a step without consideration.
Any action taken is a spontaneous reaction.
As a result the left and only regret
and the deepening slump.

Do you know?
All that will cause the appearance
and we look to be getting worse.
So be happy when
we can get through it gracefully.
When we can hold ourselves to something so we wanted.
When we can face all problems peacefully.
When we managed to conquer the disaster
and barriers cause grief.
Life is not running as we want,
because it was past time that does not meneyenangkan
is a happy thing.
For example, I actually was a very emotional.
Is happy for me when in many ways
lately I can reduce my emotions.

And it makes me feel handsome.
I was a very expressive,
so that any feelings that are stored in the liver
be seen clearly in the body language.
So really happy when in many ways
then I can hide feelings
real and can still appear stable.

It is fun when I did not panic,
when originally I was an easy panic.
So it is fun,
when I can control all the emotions,
thoughts and feelings so successfully overcome the self.
How happy when we beat ourselves.
When I can do it,
then this is the greatest achievement of my life.
Until then-kegalan failures we have been through is not something for nothing.
As long as we do not lose the lesson from the failure that we experience,
all that would be evidence of learning the history of life.

Therefore, proudly proclaim, I'm more handsome today.
Are you well?
Hey, do not forget, remind me if you see me the next day worse!

By : Dasriman

Rabu, 26 Agustus 2009

Buat Para Suami

Hidup berumah tangga memang unik. Satu tambah satu yang selalu dua dalam rumus matematika, tidak begitu di keluarga. Terutama soal cinta suami isteri. Ketika cinta bersemi dalam keluarga, rumah menjadi tempat yang paling sejuk di seluruh dunia. Segala kebisingan hiruk pikuk dunia materialis teredam dalam pintu depan rumah. Segala kebusukan tingkah polah manusia yang sempat terhisap dalam hati, langsung terkikis dalam taman canda keluarga.

“Rumahku adalah surgaku”, itulah ungkapan yang sering kita dengar, yang menggambarkan keinginan setiap insan akan kebaikan dan kebahagiaan dalam kehidupan anggota keluarganya. Karena cinta kepada istri dan anak-anak merupakan fitrah yang Allah tetapkan pada jiwa setiap manusia.

Allah Ta’ala berfirman :
“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia; dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).” (QS Ali ‘Imran: 14)

Orang luar boleh-boleh saja menilai tentang kebahagiaan seorang isteri terhadap kelebihan suami dan keluarganya. Betapa tidak, suami ganteng, penghasilan lebih dari cukup, rumah bagus, kendaraan dua. Apalagi? Wajar kalau ada yang iri dengan tampilan luar begitu. Karena hampir semua wanita pasti ingin seperti itu. Wanita mana yang tidak mendambakan seorang lelaki yang kelak dapat menjadi sandaran hidupnya, mampu membimbing dan mendidiknya untuk menjadi wanita terbaik dan shalihah bukan saja hanya untuk suaminya, tetapi terbaik untuk Allah subhanahu wata'ala.

Suami yang selalu memotivasinya untuk beribadah kepada Allah subhanahu wata'ala dan selalu istiqamah di jalan-Nya.
Adapun keburukan terhadap agama istri, dengan membiarkan atau menuruti keinginan mereka dalam hal-hal yang bertentangan dengan syariat, ini berarti menjerumuskan mereka ke dalam jurang kehancuran. Seorang istri bagaimana pun baik sifat asalnya, tetap saja dia adalah seorang perempuan yang lemah dan asalnya susah untuk diluruskan, karena diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok, ditambah lagi dengan kekurangan pada akalnya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Sesungguhnya perempuan diciptakan dari tulang rusuk (yang bengkok), (sehingga) dia tidak bisa terus-menerus (dalam keadaan) lurus jalan (hidup)nya.” (HSR Muslim no. 1468)

Jadilah suami raja di rumahmu. Cintailah isterimu dengan tulus dan jadikanlah ia sebagai ratumu. Buat ia bangga menjadi permaisuri di kerajaanmu dengan berlandaskan cinta kasih dan ketaatan kepada Allah SWT. Berikanlah dirinya makanan yang cukup dan persembahkan untuknya beragam jenis pakaian. Belikan untuknya minyak wangi karena wanita menyukai minyak wangi. Buatlah dirinya bahagia selama kau hidup dan berilah nafkah yang baik dan halal untuk isteri dan anak – anakmu.
Sesungguhnya seorang istri laksana cermin bagi suaminya dan menjadi bukti akan apa yang diusahakannya dalam mencapai kebahagiaan ataupun kesengsaraan. Engkau adalah laksana pakaian baginya yang mampu menampakkan kecantikan diri dan pribadinya serta menutupi setiap kekurangannya. Jangan terlalu keras dalam rumah tanggamu karena isteri diciptakan dari tulang rusukmu, bagian dari dirimu. Tulang rusuk berada di tempat yang terlindung sehingga isterimu pun ada untuk kau lindungi. Sebagaimana tulang rusuk yang bengkok, berwasiatlah yang baik terhadap isterimu karena jika engkau keras dalam meluruskan maka ia akan patah dan jika engkau biarkan maka selamanya ia akan bengkok.

Engkau adalah imam dan pemimpin dalam keluarga sehingga berilah contoh yang baik. Sikap lemah lembut akan mampu menggetarkan hati wanita disaat ia melakukan suatu kesalahan ataupun saat ia melakukan satu perbuatan buruk. Berikanlah apapun yang diinginkannya selama kau mampu mewujudkannya. Berikan pula padanya kesenangannya hingga ia pun akan menyenangkanmu dan membuatmu bahagia. Bila tidak demikian maka hidupmu akan hancur berantakan. Dekatkan dirimu kepadanya dan panggillah dirinya dengan panggilan yang menyenangkan. Ingatlah, sebaik apapun istri yang Allah kirimkan untukmu, kalau pikiranmu sibuk membayangkan tentang kekurangannya maka engkau akan dapati kekurangan dan keburukan sebanyak yang engkau sanggup untuk mencatatnya. Akan tetapi jika engkau menyibukkan diri melihat kelebihan dan kebaikannya, maka engkau akan dapati kebaikan sebanyak yang ada pada dirinya dan itu akan membahagiakan hidupmu. Oleh karena itu, hormatilah dirinya dan tunjukkanlah rasa kasih sayangmu yang konsisten.
Disamping itu, sayangi dan hormati orang tuanya sebagaimana orang tuamu sendiri. Kemudian jangan sekali – kali membuat ibumu marah kepadamu karena rintihannya akan langsung didengarkan oleh Allah dan kaupun akan mendapatkan hukuman – Nya.

Senin, 03 Agustus 2009

Aurat Muslimah yang Wajib Ditutup Menurut Madzhab Yang Empat


a. Menurut Madzhab Hanafi: Aurat wanita adalah seluruh tubuhnya kecuali wajah dan 2 telapak tangannya[1], oleh karenanya kepala wanita adalah aurat yang harus ditutup[2]. Bahkan berkata Imam Hanafi: Kewajiban menutup aurat di depan manusia sudah menjadi ijma’ (konsensus semua ulama), demikian pula saat ia shalat walaupun shalatnya sendirian, maka seandainya saja ada orang yang melakukan shalat dalam keadaan sendirian tidak menutup aurat sekalipun di tempat yang amat gelap-gulita padahal ia memiliki pakaian yang dapat menutupinya maka shalatnya batal[3].

b. Menurut Madzhab Maliki: Aurat wanita di depan sesama wanita muslimah adalah sama dengan aurat laki-laki dengan sesama laki-laki (yang tidak boleh terlihat hanya antara pusar sampai lutut -pen)[4], aurat wanita di depan laki-laki muslim adalah seluruh tubuhnya kecuali wajah dan 2 tapak tangannya, aurat wanita di depan laki-laki kafir adalah seluruh tubuhnya termasuk wajah dan 2 tapak tangannya[5]. Berkata Imam Malik: Jika seorang wanita merasa wajahnya atau tapak tangannya demikian indahnya sehingga ia amat kuatir orang yang melihatnya terkena fitnah maka baik ia tutup bagian tersebut (dengan cadar misalnya –pen)[6].

c. Menurut Madzhab Syafi’i[7]: Aurat wanita adalah seluruh tubuhnya kecuali wajah dan 2 tapak tangannya[8], yaitu tapak tangannya yang bagian atas maupun yang bagian bawahnya bukan termasuk aurat, tapi dalam masalah ini madzhab kami ada 2 qaul, namun berkata Al-Muzni bahwa yang kuat ia bukan termasuk aurat[9]. Telapak kaki wanita termasuk aurat[10], bagi banci yang menurut kedokteran dominan sifat wanitanya maka auratnya sama dengan aurat wanita[11]. Berkata Imam Syafi’i: Bukan hanya batas aurat-nya[12] saja yang harus ditutup, melainkan tidak cukup aurat tersebut ditutupi oleh pakaian yang menutupi seluruhnya jika ia masih ketat/membentuk tubuh[13].

d. Menurut Madzhab Hanbali: Ada 2 qaul[14], yang pertama menyatakan bahwa aurat wanita adalah seluruh tubuhnya sampai ke kuku-kukunya[15] berdasarkan hadits riwayat Tirmidzi: Al-Mar’atu ‘aurah (wanita itu aurat), dan qaul kedua dikecualikannya wajah dan 2 tapak tangan berdasar hadits larangan bagi wanita menutup keduanya saat Ihram[16], juga sesuai dengan makna ayat “maa zhahara minha (kecuali yang biasa nampak)”[17] maka wajah dan 2 tapak tanganlah makna ayat tersebut karena keduanya tidak mungkin ditutup untuk mengenali orang saat berbisnis dsb[18], ada juga yang menambahkan kedua tapak kaki[19].

Dan yang demikian ini jika kita masih menganggap Al-Qur’an itu adalah firman ALLAAH SWT yang terjaga dari kesalahan, dan Hadits Shahih adalah sabda Nabi SAW yang ma’shum lepas dari hawa-nafsu. Kecuali jika kita anggap Al-Qur’an seperti koran harian yang bisa direaktualisasi atau hadits Nabi SAW setara dengan ucapan syair belaka, maka sungguh aku berlindung pada ALLAAH SWT dari hal yang demikian bagi istriku dan seluruh keturunanku, fa ayna tadzhabina ayyuhal muslimah..???

___
Catatan Kaki:

[1] Al-Ikhtiyar Li Ta’lil Al-Mukhtar, I/4

[2] Al-Mabsuth, II/64

[3] Raddul Mukhtar, I/375

[4] Mawahib Al-Jalil fi Syarh Mukhtashar Syaikh Khalil, IV/16

[5] Asy-Syarhul Kabir Li Syaikh Ad-Dardir, I/214

[6] Mawahib Al-Jalil fi Syarh Mukhtashar Syaikh Khalil, IV/24

[7] Imam Az-Zayadi Asy-Syafi’i dalam Syarhul Muharrar menyebutkan 4 jenis aurat bagi wanita: Pertama, aurat saat shalat yaitu kecuali wajah dan 2 tapak tangan; Kedua, aurat pandangan dari orang laki-laki yaitu semuanya termasuk lelaki dilarang memandangi secara terus-menerus wajah dan tangan wanita; Ketiga, aurat di depan suami atau saat sendirian yaitu sama dengan aurat laki-laki (kecuali pusar dan lutut); Keempat, aurat di depan orang kafir yaitu seluruh tubuhnya (Lih. Hawasyi Asy-Syairaziy, II/112).h

[8] Al-Majmu’, III/167

[9] Raudhatut Thalibin wa ‘Umdatul Muftin, I/104

[10] Al-Umm, I/109

[11] Fathul Wahhab, I/88

[12] Aurat ada yang mughalazhah (aurat besar) yaitu 2 kemaluan dan ada yang ghairu-mughalazhah (aurat kecil), keduanya harus ditutup

[13] Al-Qawanin Al-Fiqhiyyah, hal. 54

[14] Menurut Abul Ma’aliy Al-Hanbali, aurat anak sbb: 1) Sblm 6 tahun semuanya bisa dilihat, 2) Setelah 6 th yang boleh dilihat rambut, betis dan lengan (ada juga yang menyatakan seluruh tubuhnya kecuali 2 kemaluan), 3) Setelah 10 tahun sama dengan setelah baligh (lih. Al-Furu’ Libni Muflih, I/476).

[15] Ibid.

[16] Asy-Syarhul Kabir, I/458

[17] QS An-Nur, 24/31

[18] Al-Iqna’, I/113

[19] Al-Furu’ Libni Muflih, I/476